Pexels.com |
Peran Coach dalam Supervisi Akademik
Sebagai seorang coach di sekolah, tugas utama saya adalah mendampingi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran dan pengembangan profesional mereka. Supervisi akademik yang berfokus pada coaching memberikan pendekatan yang lebih kolaboratif daripada instruktif. Dalam modul ini, saya belajar bahwa coach bukanlah seseorang yang memberikan jawaban atau solusi, tetapi fasilitator yang membantu guru menemukan solusi mereka sendiri melalui dialog yang memberdayakan. Proses coaching melibatkan keterampilan komunikasi yang efektif, seperti mendengarkan aktif, bertanya reflektif, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.Coaching dalam konteks supervisi akademik memungkinkan guru untuk mengidentifikasi kekuatan mereka, tantangan yang dihadapi, serta merumuskan langkah-langkah konkret untuk perbaikan. Alur percakapan coaching dengan model TIRTA menjadi panduan yang sangat berguna untuk menjaga struktur dialog coaching tetap terarah dan produktif. Dengan pendekatan ini, guru merasa didukung secara emosional dan intelektual, sehingga mereka lebih termotivasi untuk berkembang.
Pexels.com |
Keterkaitan dengan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial-Emosional
Coaching yang saya lakukan dalam supervisi akademik memiliki hubungan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial-emosional yang telah dibahas dalam modul sebelumnya. Pada dasarnya, pembelajaran berdiferensiasi mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, gaya belajar, dan potensi yang berbeda. Sebagai coach, saya menerapkan prinsip yang sama kepada guru. Setiap guru memiliki pendekatan pengajaran, tantangan, dan tujuan profesional yang berbeda. Oleh karena itu, coaching yang saya lakukan harus bersifat personal dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing guru.Selain itu, keterampilan coaching sangat sejalan dengan konsep pembelajaran sosial-emosional. Dalam coaching, komunikasi yang memberdayakan menjadi kunci untuk mendukung guru dalam mengelola emosinya, mengembangkan rasa percaya diri, dan membangun hubungan yang lebih baik dengan siswa. Coaching yang efektif tidak hanya memperhatikan aspek teknis pengajaran, tetapi juga kondisi emosional guru, yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dengan mendukung guru secara sosial-emosional, saya berkontribusi pada perkembangan mereka dalam menciptakan ruang kelas yang lebih inklusif dan empatik.
Keterampilan Coaching dan Pengembangan Kompetensi Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Salah satu hal paling signifikan yang saya temukan melalui modul ini adalah bagaimana keterampilan coaching berkontribusi pada pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Seorang pemimpin pembelajaran tidak hanya berperan sebagai pengelola administrasi atau pengambil keputusan, tetapi juga sebagai agen perubahan yang memberdayakan guru untuk terus belajar dan berkembang. Coaching menawarkan pendekatan yang ideal untuk menjalankan peran tersebut.Sebagai pemimpin pembelajaran, memiliki keterampilan coaching memungkinkan saya untuk lebih memahami kebutuhan guru dan siswa secara mendalam. Komunikasi yang memberdayakan membantu saya menciptakan dialog yang terbuka dan jujur dengan guru, di mana mereka merasa aman untuk menyampaikan tantangan dan aspirasi mereka. Ini memungkinkan saya untuk mendukung mereka dalam merancang strategi pengajaran yang lebih efektif dan inovatif.
Selain itu, coaching juga memperkuat kompetensi saya dalam memberikan umpan balik yang produktif. Alih-alih hanya berfokus pada evaluasi kinerja, saya belajar untuk menggunakan umpan balik sebagai alat untuk pengembangan diri. Dalam setiap sesi coaching, saya dapat membantu guru merefleksikan praktik pengajarannya, mengidentifikasi area perbaikan, dan merencanakan langkah-langkah untuk mencapai tujuan mereka. Dengan demikian, coaching memperkaya proses supervisi akademik dan menjadikannya lebih bermakna bagi perkembangan guru.
Pexels.com |
Dampak Positif Coaching dalam Supervisi Akademik
Pengalaman mempelajari coaching untuk supervisi akademik melalui modul ini memberikan saya wawasan yang mendalam tentang bagaimana coaching dapat berdampak positif pada budaya sekolah. Coaching menciptakan ruang di mana guru merasa didengar, dihargai, dan didukung. Ini pada akhirnya meningkatkan kinerja guru, yang kemudian berdampak langsung pada kualitas pembelajaran di kelas.Selain itu, coaching membantu saya mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang lebih inklusif dan kolaboratif. Dalam peran saya sebagai pemimpin pembelajaran, coaching mendorong saya untuk terus belajar dan berkembang bersama dengan guru, sehingga tercipta budaya pembelajaran yang berkelanjutan di sekolah.
------------------
Artikel ini di tulis sebagai tugas pendidikan guru penggerak angkatan 11, pada modul 2.3 Demonstrasi konstekstual