F Memimpin dengan Nilai: Keputusan yang Memerdekakan Murid dan Menciptakan Lingkungan Positif | Ismanadi -->

Memimpin dengan Nilai: Keputusan yang Memerdekakan Murid dan Menciptakan Lingkungan Positif


Pexels.com 

Ketika saya mendalami filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka, saya mulai memahami betapa pentingnya posisi seorang pemimpin dalam memandu dengan teladan, mendampingi, dan mendorong murid untuk berkembang. Nilai-nilai ini secara alami terkait dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin, di mana kebijakan yang diambil harus selalu mempertimbangkan kepentingan terbaik untuk siswa, bukan hanya berfokus pada aturan kaku, tapi juga pada nilai-nilai kebajikan yang manusiawi.

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sering kali menjadi dasar dari setiap keputusan yang kita ambil. Prinsip-prinsip ini, seperti integritas, keadilan, dan empati, selalu mempengaruhi pilihan yang saya buat sebagai pemimpin pembelajaran. Saya menyadari bahwa pengambilan keputusan yang tidak didasarkan pada nilai yang kuat dapat dengan mudah goyah saat dihadapkan pada tantangan.

Sesi coaching yang saya jalani dengan pendamping dan fasilitator sangat membantu dalam menguji dan mengevaluasi keputusan yang sudah saya buat. Melalui proses coaching ini, saya sering kali menemukan aspek-aspek baru yang belum terpikirkan sebelumnya, termasuk apakah keputusan tersebut benar-benar efektif atau masih ada celah yang bisa diperbaiki. Sesi ini membantu saya memahami bahwa keputusan terbaik bukan hanya yang paling logis, tetapi juga yang paling etis.

Pengelolaan sosial emosional menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan. Sebagai guru, kesadaran akan emosi saya sendiri membantu saya tetap objektif dalam menghadapi dilema etika, terutama saat situasi menuntut pilihan yang sulit. Dengan memahami dan mengelola emosi, saya bisa mengambil keputusan dengan lebih bijaksana dan adil.
pexels.com

Pembahasan studi kasus yang berkaitan dengan moral atau etika membuat saya merenung kembali tentang nilai-nilai yang saya anut. Setiap kasus yang saya temui menuntut saya untuk berpikir lebih dalam mengenai moralitas dan bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam konteks pendidikan. Nilai yang saya anut akan memengaruhi setiap keputusan yang saya buat, baik di kelas maupun di lingkungan sekolah.

Keputusan yang tepat membawa dampak positif pada lingkungan sekolah. Saya menyadari bahwa lingkungan yang kondusif, aman, dan nyaman tidak hanya diciptakan oleh aturan yang tegas, tetapi juga oleh keputusan yang mempertimbangkan kesejahteraan semua pihak. Ini adalah salah satu hal terpenting yang saya pelajari dalam perjalanan ini.

Tantangan terbesar dalam pengambilan keputusan di lingkungan saya adalah perubahan paradigma yang terjadi. Banyak kolega dan siswa masih terjebak dalam cara berpikir lama, dan ini menimbulkan hambatan saat mencoba menerapkan keputusan berdasarkan paradigma baru yang lebih inklusif dan etis. Proses adaptasi ini memerlukan waktu dan kesabaran.

Saya mulai menyadari betapa pentingnya pengambilan keputusan yang tepat dalam mewujudkan pendidikan yang memerdekakan murid. Keputusan yang saya buat, baik dalam metode pengajaran maupun dalam kebijakan sekolah, berpengaruh besar terhadap potensi murid-murid saya. Memahami kebutuhan individual mereka membantu saya menciptakan strategi pembelajaran yang lebih relevan dan memerdekakan.

Sebagai pemimpin pembelajaran, saya menyadari bahwa setiap keputusan yang saya buat akan berdampak langsung pada masa depan murid-murid saya. Keputusan yang salah dapat menghambat perkembangan mereka, sementara keputusan yang tepat akan membuka jalan menuju keberhasilan mereka, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam kehidupan mereka.
pexels.com

Dari modul ini, saya memahami bahwa pengambilan keputusan etis tidak hanya melibatkan logika dan peraturan, tetapi juga pemahaman mendalam tentang nilai-nilai kebajikan. Modul-modul sebelumnya memberikan landasan yang kuat dalam memahami diri sebagai pemimpin pembelajaran, sementara modul ini memberikan alat konkret untuk menghadapi dilema-dilema etika dengan bijaksana.

Pemahaman saya tentang konsep-konsep seperti dilema etika, bujukan moral, 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian kini semakin mendalam. Saya menyadari bahwa pengambilan keputusan etis jauh lebih kompleks dari yang saya bayangkan sebelumnya, namun dengan kerangka kerja yang ada, saya merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan tersebut.

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah dihadapkan pada situasi dilema etika sebagai pemimpin. Namun, saya menyadari bahwa pendekatan yang saya ambil sebelumnya lebih berdasarkan insting dan pengalaman pribadi. Setelah mempelajari modul ini, saya lebih memahami struktur dan prinsip-prinsip yang dapat membantu saya dalam mengambil keputusan yang lebih baik.

Dampak mempelajari modul ini sangat terasa bagi saya. Cara saya mengambil keputusan kini lebih terstruktur, dan saya merasa lebih yakin dalam menghadapi dilema etika. Sebelum mempelajari modul ini, saya sering merasa ragu atau khawatir tentang konsekuensi keputusan saya, tapi sekarang saya lebih percaya diri dengan pendekatan yang saya ambil.

Mempelajari topik ini sangat penting, baik bagi saya sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Memahami dilema etika dan cara menyelesaikannya membantu saya menjadi pemimpin yang lebih bijaksana dan berempati, serta memberikan pengaruh positif pada murid-murid dan komunitas sekolah.
----------------
Tugas Rangkuman Modul 3.1 - Koneksi Antar Materi
PGP Angkatan 11 - Kelas i62 B - BBGP Jawa Timur

BERIKAN KOMENTAR ()