Hanya dalam hitungan hari yang telah menjadi tahun, semua kini telah menjalani takdir dan juga jalan ihtiyar masing-masing. Bersama-sama dipertemukan untuk berapresiasi dan berkreasi dalam wadah satu angkatan kala masih menimba ilmu di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Kota Malang tepatnya dalam menempuh disiplin Ilmu Pendidikan Seni, tersebutlah "GOMBALL" sebuah komunitas kecil yang juga mewarnai gejolak atmosfir kesenirupaan kampus pada khususnya.
Bu Lely : Pengayom bagi jiwa-jiwa yang mencari jati dirinya
Kang Danang : Melalui lensa kameramu banyak peristiwa indah menjadi abadi, dan kini keindahan itu akan senantiasa mengabadikan setiap jengkal langkah yang anda tempuh.
Aldiansyah Bayu: anda dan lautan memiliki persamaan, sama-sama dalamnya, hingga tak mampu dayung yang kami kayuh melalui besarnya ombak yang biasa kau lalui dibirunya airmu.
Surya Affandi : Arah yang kita tempuh sama, walau jalur yang kita lalui berbeda.
Dan masih ada 5 orang lagi yang saat ini masih ku search di memori otakku....
Komunitas yang lahir atas rasa kebersamaan mahasiswa seni angkatan 2003 itu, sengaja mengambil sebutan nama GOMBALL (sebutan untuk semacam kain lap atau cempal dalam kehidupan sehari-hari orang jawa) karena selain seringnya lesehan bersama di depan kelas waktu menunggu jam kuliah, juga karena memiliki satu makna filosofis yang jika dalam bahasa Jawa berbunyi" Barang gak mbejaji ning migunani" yang beratrti suatu benda yang tidak terlalu banyak orang memperhatikan dan memikirkan akan tetapi sangat berguna dan tak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari.
Komunitas ini pertama kali memplokamirkan diri dengan ditandai melalui Pergelaran Pameran Seni Lukis Dan Fotografi di Gedung Dewan Kesenian Malang pada tanggal 11-16 Februari 2006. Yang merupakan satu-satunya pameran bersama yang pernah digelar komunitas Gomball dengan diikuti oleh 30an anggota. Dan sejak saat itulah masing-masing dari personil komunitas terus tergerak untuk saling mengasah pengalaman estetis mereka dengan berlomba-lomba dalam berkarya yang pada akhirnya terlihat hanya beberapa personil saja yang terus Istiqomah menggelar pameran dengan ikut serta dalam setiap event-event seni baik yang diadakan dilingkungan akademisi ataupun jauh luar dari atmosfir kampus.
Tercetak dalam skema kehidupan kampus yang menciptakan hasil akhir sebagai pendidik dibidang seni disekolah-sekolah, mau tidak mau setiap anggota komunitas mendapatkan tantangan sendiri-sendiri, terlebih di 3 semseter akhir menghadapi habisnya jatah perkuliahan, masing-masing menggeluti pelatihan dikelas yang berbeda sesuai dengan skill kompetensi yang dipilih masing-masing, sehingga eksplorasi tidak lagi terfokus pada seni lukis saja, ranah grafis digital, dan kriya termasuk dalam kategori yang banyak dipilih oleh beberapa anggota Gomball. Hal itulah yang menyebabkan belum sempat terealisasi kata deal untuk menggelar kembali pameran karya-karya dari pada anggota komunitas ini.
Sesuai dengan pepatah atau kata bijak yang seringkali kita dengar " Dimana ada pertemuan, disitu pasti akan ada perpisahan", tak ayal hal itupun terjadi pada komunitas ini. Berpisah bukan dalam arti komunitas bubar, akan tetapi berpisah dalam hal tak ada lagi kontak fisik atau pertemuan secara rutin antara anggota satu dengan yang lainnya dikarenakan satu persatu anggota harus menyudahi masa berapresiasi dan berkreasi dikampus melalui upacara sakral tahunan berupa wisuda. Hingga tulisan ini dibuat; ada satu anggota Gomball yang hingga kini masih belum berkessempatan mengikuti upacara sakral itu (hiks...Afik, Where are you right now! Tetep Semangat Sobat!!!).
Terlepas dari apapun adanya dan keadaannya Gomball, penulis yakin sesuai dengan judul di atas, rasa-rasanya sekalipun belum pernah ada kesempatan untuk kembali bersua dan ngumpul bersama, semangat dan eksistensi gomball masih senantiasa terlihat disetiap individu anggota, dengan segala aktivitas keseharian (dan tentunya eksistensi itu sudah mengglobal di perjalanan kehidupan masing-masing), semangat eksistensi itu masih seringkali menyelinap didenyut nadi, senantiasa terpatri direlung hati, dan terus setia menemani disetiap karya dengan keragaman profesi yang kini digeluti para Gomballers dimanapun berada. Lewat tulisan inilah rasa kerinduan akan kebersamaan itu coba penulis salurkan, selamat berjuang saudaraku, semoga kebaikanmu semua terbalaskan olehNya dengan semua hal yang terindah.
Untuk Bang Afik, sekalipun hingga hari ini penulis belum sempat bertemu, insya Alloh doa-doa kita saling menguatkan.
Bang Yuga, belum saatnya kita bicara kata Finish, tetap bersemangat bung layaknya kata PETA (pejuang tangguh) yang sering kali kau ucapkan.
Kang Roni; lanjut dan istiqomahkan tarian jemarimu dikanvas itu hingga kau temukan jawaban atas beribu pertanyaan dibenakmu.
Bung Ambang; abdikan semangat "gomballmu" untuk negara dengan status seragammu itu; kita susul deh dilain hari,
Sam Amon; Tetaplah menjadi Amon yang senantiasa loyal dengan segala jamuan dan hidangan lezat plus gratisnya untuk kita, bagaimanapun denganmu suasana kebersamaan Gomball senantiasa bisa lebih hidup.
Kang Beni : Lanjutkan semua perjuangan, dan kabari kami saat dirimu telah berada dipuncak, dan Ingat untuk mencapai kesana kami selalu ada dibelakangmu.
Mr. Nano : Gaya dan ciri khas perangaimu mampu meluluhkan hati setiap bidadari, (lain kali turunkan ilmu itu padaku..heheh ) dan tentunya itu mampu meluluhkan hati setiap anak didik kita untuk meneguhkan hati meraka.
Kang Icut : Kesabaranmu yang paling kuat, dan kita pasti akan selalu ingat dan belajar akan hal itu padamu
Ms Kristin : Keyakinanmu adalah senjata yang ampuh, bak lembutnya air yang mampu melukai bebatuan; sekalipun terlihat tidak memungkinkan, tapi nyata terjadi karena kuatnya menyatu antara keyakinan dan kemauan
Neng Anna : Lembut adalah satu kata yang menggambarkan dirimu, tapi tak jarang goresan warnamu yang keras mengisyaratkan tegas dan lugas adalah dirimu adanya.
Bu Guru (Widia) : Apapun adanya, sepertinya tekadmu sudah terbuktikan kepada mereka.
Mrs. Iput: Renyah dalam mengembangkan senyuman, easy going dan hampir tak pernah terdengar ada keluhan terlontarkan. emm....kalo boleh dikomikkan mungkin anda adalah Nami dalan serial One Piece ato Higurashi Kagome-nya Inuyasha hahah
Mrs. Mumun : Seberapapun banyak kendala, hambatan dan masalah bukan tandingan yang sepadan untuk menghentikan tekad itu, dan hal itulah alasan yang tepat untuk menjadikan anda sebagai teladan.
Mrs. Isna : Kesederhanaan dalam bersikap dan kesahajaan dalam berfikir kritis adalah anda dimasa itu, sekarang dan akan datang.
Mrs. Icha : Tampil sebagai sosok yang periang, dan diepisode selanjutnya terlihat menjadi pekerja keras dan penyayang yang tak perlu lagi disangsikan.
Mrs. Kiki : Tenteram, selalu mampu membuat sepakat dan meluluhkan angkuhnya keadaan tanpa pernah menyerah kepadanya.
Kang Ferdian : Dinamis, lintas haluan dengan proses yang penuh liku; dan sekembalinya anda benar-benar menemukan dan memahami haluan yang seharusnya. Lanjutkan prosesnya :)
Mr. Hafiz : Never Alt + F4, imagine and let it begin
Mr. Ivan : more style more powerfull, sense of art making everything looks beautiful (selamat menempuh hidup baru bung!)
Mr. Taufik : Kreativitas tanpa batas, jelas andalah orang yang paham betul dengan prioritas kualitas dan orisinalitas!
Mr. Otong : Fine Art adalah istri muda yang senantiasa anda sayang, teruskan!
Mr. Oding : Apapun itu, silahkan isikan pendapat dan yang anda rasakan tentangnya dikolom komentar.....
Bu Lely : Pengayom bagi jiwa-jiwa yang mencari jati dirinya
Kang Danang : Melalui lensa kameramu banyak peristiwa indah menjadi abadi, dan kini keindahan itu akan senantiasa mengabadikan setiap jengkal langkah yang anda tempuh.
Aldiansyah Bayu: anda dan lautan memiliki persamaan, sama-sama dalamnya, hingga tak mampu dayung yang kami kayuh melalui besarnya ombak yang biasa kau lalui dibirunya airmu.
Surya Affandi : Arah yang kita tempuh sama, walau jalur yang kita lalui berbeda.
Dan masih ada 5 orang lagi yang saat ini masih ku search di memori otakku....