Meskipun pameran yang memajang 43 karya dari 36 pelukis ini mengusung tema besar tentang cinta “expression of love” namun ada beberapa lukisan yang secara kasat mata sama sekali tidak mencerminkan cinta. Salah satunya adalah lukisan yang mengambil pistol dan amunisinya sebagai objek yang dominan.
“Itu jangan dimaknai bahwa kita suka dengan perang atau kekerasan, akan tetapi lebih ke pamaknaan bahwa pelukisnya itu cinta dengan alat-alat militer,” ujar Totok Priyoleksono, Ketua Jurusan Seni Rupa STKW (Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta) kepada wartawan Rabu(10/2).
Laki-laki berambut panjang itu menyatakan bahwa Kopral, sang pelukis yang juga security sebuah rumah sakit swasta di Surabaya ini kesehariannya memang tidak pernah lepas dari aksesoris militer. “Ya wajarlah, ini adalah ekspresi kecintaan dia,” katanya lagi.
Totok menyatakan bahwa lewat pameran ini pihaknya ingin memberi pesan pada masyarakat khususnya pecinta seni bahwa cinta itu sangat luas dan pelaku dari cinta itu tidak hanya manusia saja. Bisa benda, hewan, dan objek-objek lain. Maka dari itulah cinta tidak hanya bisa disimbolkan dengan warna atau benda-benda tertentu.
Termasuk pilihan warna yang dipakai saat demo body painting yang dilakukan oleh mahasiswa dari kampus tersebut yang ingin melambangkan cinta dengan warna biru bukan warna pink seperti yang dipilih orang selama ini, khususnya di hari valentin. “Cinta itu tidak bisa dibatasi karena cinta sangat luas sekali,” Pungkasnya. (nurqomar/dms)
Sumber ; poskota.co.id